Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Perahu

Ayok kita bertualang, menyegarkan otak kamu yg selama ini kamu paksa buat bekerja menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan kantor, atau menulis tugas buat anak-anak sekolah oleh para guru. Tentunya bertualang adalah solusi yg tepat buat melupakan sejenak perkara-perkara yg menguras tenaga tersebut. Lantas kemana kamu wajib bertualang?, mungkin jawaban yg tepat adalah Tangkuban Perahu.
Wisata Gunung Tangkuban Bahtera, asal usul tangkuban Bahtera, lagenda tangkuban Bahtera, letusan gunung tangkuban Bahtera
Wisata Gunung TangkubanPerahu

Wisata Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yg cantik yg terdapat di pulau jawa, tepatnya jawa barat, indonesia. Gunung Tangkuban Perahu memiliki ketinggian 2.084 m diatas permukaan laut, gunung dengan rimbun pohon pinus serta hamparan kebun teh di sekitarnya memiliki bentuk Stratovulcano dengan pusat erupsi yg berpindah dari timur ke barat. kawasan gunung Tangkuban Perahu memiliki suhu harianya rata-rata 17 oC di siang hari serta 2 oC di malam hari, serta gunung ini dikelola oleh perum perhutanan.Tak lengkap rasanya bila kamu hanya mendengar serta melihat gunung Tangkuban Perahu di televisi aja, apalagi bila kamu lagi mengunjungi ke bandung tapi nggak mampir ke gunung Tangkuban Perahu tersebut .Gunung yg populer dengan legenda orang sunda (sankuriang), memiliki Estetika serta magnet tersendiri, buat mencapai Gunung Tangkuban Perahu, sangt mudah sekali. anda dapat menggunakan mobil pribadi, kendaraan bermotor, atau anggkutan Generik. Pergi kesana akan menciptakan suasana yg menyenangkan yg nggak akan pernah terlupakan.

Legenda Gunung Tangkuban Perahu

Asal-usul Cerita Lagenda Gunung Tangkuban Perahu terdapat kaitanya dengan legenda Sangkuriang, yg diceritakan jatuh cinta terhadap ibunya sendiri, Dayang Sumbi. buat menggagalkan niat sang anak menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan prasyarat agar Sangkuriang membuat suatu Bahtera dalam semalam. Saat usahanya tersebut nggak sukses atau gagal, Sangkuriang geram serta menendang Bahtera itu sampai mendarat dalam kondisi terbalik. Bahtera inilah yg lalu menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

Jalan Jalan Ke Wisata Gunung Tangkuban Perahu

Akses jalan yg dapat dilalui buat sampai di lokasi object wisata Gunung Tangkuban Perahu adalah melalui pintu tol Pasteur, dilanjutkan menuju Jl. Dr. Djunjunan – lanjut ke Pasirkaliki – melalui Sukajadi – Setiabudi – Lembang lantas sampai ke tempat Tangkuban parahu (Gerbang Atas).jikalau keluar lewat pintu tol Padalarang (lewat Cipularang), dpt ambil tujuan ke Cimahi lantas belok ke kiri lewat Jl. Kolonel Masturi, lantas terus aja ikuti ruas jalan Kolonel Masturi sampai ujungnya (melalui kawasan kecamatan Cisarua serta kecamatan Parongpong, Kab. Bandung Barat), lantas waktu bertemu pertigaan di Jl. Raya Lembang, belok kiri serta terus aja ikuti jalan melalui markas Brimob serta lain-lain, kurang lebih 1 km. lagi akan sampai di Gerbang jalan ke wisata kawah Tangkuban Perahu (letaknya kiri jalan).

Wisata Bendungan Rentang Majalengka

Wisata Bendungan Rentang Majalengka

Bendungan Rentang berloksi di Dusun Rentang, Desa Panongan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.Bendungan ini Mulai beroperasi sejak tahun 1982, dab terletak di Sungai Cimanuk dengan luas DPS 6.950 Km2 meliputi sebagian kawasan Kabupaten Garut, Majalengka, Sumedang, serta Indramayu.

Bendungan Rentang Majalengka

Bendungan Rentang Majalengka

obyek wisata Bendungan Rentang

Dari demikian banyaknya anak Sungai Cimanuk, yg memiliki pengaruh besar terhadap debit Bendungan Rentang adalah Sungai Cipelang serta Sungai Cipeles yg terletak di Kabupaten Sumedang serta Sungai Cilutung yg terletak di Kabupaten Majalengka.

Bendungan Rentang adalah Bendungan gerak sebagai pengganti Bendungan Rentang yg lama serta dibangun di tahun 1911 serta beroperasi dari tahun 1916 sampai denagn 1981. Proyek bendungan Rentangng Baru dimulai di tahun 1979 sampai dengan 1982, dengan kontraktor yg berasal dari Prancis bekerjasama dengan PT. Hutama Karya Pusat. Dananya berasal dari Bank Dunia, Bendungan rentang adalah bendungan terbesar di kawasan utara Majalengka.

Bendungan rentang, sering dipakai obyek wisata sekedar lari pagi serta jalan-jalan untuk anak ABG bila minggu pagi ramai sekali, memang tampak sangat cantik lagi asri sebetulnya apalagi bila perawatanya dilaksanakan dengan bagus, kondisinya sekarang memang memprihatinkan, jalannya rusak, kurang rapih, rumputnya tak tertata dengan keren.

Tapi meskipun bendungan ini kondisinya masih agak memprihatinkan, bendungan ini dapat dimanfaatkan buat berwisata, kerana di sana banyak pemandangan yg terlihat cantik, apalagi bila wilyah tersebut dalam kondisi Higienis serta rapih.

Jalan Braga tempat Bandung Paling Asik buat Malam Mingguan

Jalan Braga Tempat Asyik Buat Malam Mingguan di Bandung – Jalan Braga adalah nama salah satu jalan utama yg terdapat di Kota Bandung. Jalan ini sudah populer sejak jaman pemerintahan Hindia Belanda. Dulunya jalan ini dekenal sebagai Parijs van Java yg sampai saat ini masih dipertahankan sebagai maskot serta obyek wisata dibandung.

Pedagan Lukisan di Jalan Braga Bandung
Pedagan Lukisan di Jalan Braga Bandung

Jalan Braga Bandung tempat Paling Asik buat Malam Mingguan

Buat anda yg ingin menghabiskan malam Minggu di Kota Bandung, Jalan Braga mungkin aja salah satu tempat paling bagus buat malam mingguan. tak cuma anak muda, orang-tua juga berbaur di tempat buat melepaskan capek.

Di sepanjang jalan Braga kamu dapat menemui kompleks pertokoan yg arsitekturnya tetap mempertahankan asitektur masa lampau. Tata letak pertokoan itu ikuti model yg terdapat di Eropa sesuai dengan perubahan kota Bandung di saat itu (1920-1940-an) juga sebagai kota mode yg cukup termasyhur seperti kota Paris saat itu. Diantara pertokoan itu yg masih tetap menjaga ciri arsitektur lama adalah pertokoan Sarinah, Apotek Kimia Farma serta Gedung Merdeka (Gedung Asia Afrika yg dulunya adalah gedung Societeit Concordia). Jenis tata letak jalan serta gedung gedung pertokoan serta perkantoran yg terdapat di Jalan Braga juga tampak di style jalan-jalan lain di seputar Jalan Braga seperti Jalan Suniaraja (dahulu di kenal juga sebagai Jalan Parapatan Pompa) serta Jalan Pos Besar (Postweg) sekarang Jalan Asia-Afrika yg di bangun di tahun 1811 oleh Jendral Herman Willem Daendels , di depan Gedung Merdeka.

Asal usul Jalan Braga di Bandung

Bangunan Arsitektur Lama di Jalan Braga Bandung
Bangunan Arsitektur Lama di Jalan Braga Bandung
di mulanya Jalan Braga adalah suatu jalan kecil di depan pemukiman yg cukup sunyi sampai diberi nama Jalan Culik lantaran cukup riskan, juga di kenal juga sebagai Jalan Pedati (Pedatiweg) di th. 1900-an. Jalan Braga jadi ramai lantaran banyak usahawan-usahawan terlebih berkebangsaan Belanda membangun beberapa toko, bar serta tempat hiburan di lokasi itu seperti toko Onderling Belang. Lalu di dasawarsa 1920-1930-an nampak beberapa toko serta butik (boutique) pakaian yg mengambil jenis di kota Paris, Perancis yg waktu itu adalah kiblat jenis pakaian didunia. Dibangunnya gedung Societeit Concordia yg dipakai buat pertemuan beberapa masyarakat Bandung terutama kelompok tuan-tuan hartawan, Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran serta sebagainya di sebagian blok di seputar jalan ini dpt tingkatkan kemasyhuran serta keramaian di Jalan Braga ini.
namun segi buruknya adalah timbulnya hiburan-hiburan malam serta lokasi lampu merah (lokasi remang-remang) di lokasi ini yg bikin Jalan Braga sangatlah di kenal wisatawan. Dari sinilah arti kota Bandung juga sebagai kota kembang mulai di kenal. sampai perhimpunan orang-orang masyarakat Bandung waktu itu bikin selebaran serta pengumuman agar ” Beberapa Tuan-tuan wisatawan baiknya tak mengunjungi ke Bandung kalau tak membawa istri atau meninggalkan istri dirumah “.

Supermarket pertama di Jalan Braga Bandung
Supermarket pertama di Jalan Braga Bandung
Di banyak kawasan serta kota-kota yg berdiri serta berkembang di saat Hindia Belanda, juga di kenal nama jalan-jalan yg di kenal seperti Jalan Braga di Bandung seperti Jalan Kayoetangan di kota Malang yg juga cukup termasyhur dikalangan beberapa wisatawan terlebih dari negeri Belanda juga Jalan Malioboro di Yogyakarta serta sebagian ruas jalan di Jakarta. namun sayangnya nama asli jalan ini tak dipertahankan atau dirubah dari nama di awal mulanya yg dikira popular seperti Jalan Kayoetangan di kota Malang ditukar jadi Jalan Basuki Rahmat. Nah semoga ulasan mengenai jalan braga bandung tersebut dapat berguna buat anda.

Astana Gede Kawali – Ibukota Kerajaan Galuh Masa Lalu

Astana Gede Kawali – Ibukota Kerajaan Galuh Masa Lalu

Prasasti III Astana Gede Kawali (Foto: Deni Sugandi)

Prasasti III Astana Gede Kawali (Foto: Deni Sugandi)

Wisata Indonesia – CIAMIS memiliki asal usul yg panjang.  kawasan ini dahulu memiliki peranan yg sangat penting sebab menjadi pusat kerajaan Galuh, suatu kerajaan besar di Jawa Barat yg berdiri sejak abad VII.  Salah satu lokasi yg pernah menjadi Ibu Kota Kerajaan Galuh adalah Kawali.

Saat ini sisa-sisa peninggalan kejayaan Kerajaan Galuh di abad ke-14 Masehi dapat dilihat di Situs Astana Gede Kawali. Menariknya, tinggalan arkeologis yg terdapat di situs ini berasal dari tiga budaya yg berbeda, adalah antara budaya lokal, budaya Hindu serta Islam. Beberapa tinggalan arkeologis yg terdapat antara lain 6 buah batu prasasti, 3 buah batu menhir serta 11 buah makam.

Lokasi Situs Astana Gede Kawali

Situs Astana Gede Kawali terletak di Dusun Indrayasa, Kecamatan Kawali, sekitar 21 km dari kota Ciamis ke tujuan Utara. Di dalam situs ini terdapat banyak peninggalan arkeologis.

Situs ini memiliki luas sekitar 5 ha. terletak di kaki Gunung Sawal, bentang alamnya dikelilingi oleh pepohonan yg rimbun serta tinggi oleh sebab itu membagikan hawa yg sejuk serta aura mistis yg kental.

Di sebelah Selatan dibatasi oleh Sungai Cibulan yg mengalir dari Barat ke Timur. Di sebelah Timur berupa parit kecil dari sungai Cimuntur yg mengalir dari Utara ke Selatan.  Di sebelah Utara, mengalir Sungai Cikadongdong serta sebelah Barat dibatasi oleh Sungai Cigarunggang.

kondisi lingkungan situs ini adalah hutan lindung yg ditumbuhi dengan bermacam jenis tanaman, tanaman/tanaman keras dari famili meliceae, lacocarpaceae, euphorbiaceae, sapidanceae serta lain-lain, tanaman/tanaman palawija, rotan, salak, cengkih dll.

Dari kota Ciamis, Situs ini dpt ditempuh dengan kendaraan, bagus motor ataupun mobil, sekitar empat puluh lima menit. kondisi jalan cukup bagus sebab sudah diaspal.

asal usul Situs Astana Gede Kawali

Konon situs diberi nama Astana Gede sebab terdapat suatu makam yg ukurannya besar, panjang sekali serta berbeda dengan makam-makam lain di umumnya. Dalam bahasa Sunda, astana berarti makam serta gede berarti besar.

namun terdapat juga yg berpendapat sebab Situs Astana Gede adalah tempat dimakamkannya orang-orang besar, atau dalam bahasa Sunda disebut gegeden. makam tersebut diduga adalah makam Pangeran Usman, yg memerintah di 1592 – 1643 M. Beliau sudah memeluk agama Islam yg adalah keturunan dari Kesultanan Cirebon.

makam Adipati Singacala di Astana Gede Kawali

makam Adipati Singacala di Astana Gede Kawali

Dilihat dari tinggalan budaya yg terdapat, Astana Gede Kawali adalah daerah campuran. adalah berasal dari periode prasejarah, klasik serta periode Islam.

Bentuk budaya dari tradisi megalitik diberi tanda dengan adanya temuan punden berundak, lumpang batu, menhir, yoni setelah itu berlanjut dengan cara berangsur-angsur ke tradisi budaya asal usul (klasik) yg diberi tanda dengan adanya prasasti, setelah itu berlanjut ke tradisi Islam yg diberi tanda dengan adanya makam kuna.

Prasasti Kawali II di Astana Gede Kawali

Prasasti Kawali II di Astana Gede Kawali

di masanya, Kawali adalah pusat pemerintahan kerajaan Galuh dengan raja-raja yg bertahta adalah Prabu Ajiguna Linggawisesa, yg dikenal dengan sebutan Sang Lumahing kiding, Prabu Ragamulya atau Aki Kolot, Prabu Linggabuwana yg gugur di peristiwa bubat, Rahyang Niskala Wastukancana yg meninggalkan beberapa prasasti di Astana Gede (Situs Kawali) serta Dewa Niskala, ayah dari Prabu Jayadewata yg selanjutnya memindahkan pusat kerajaan ke Bogor (baca juga: asal usul Kawali).

Keistimewaan Situs Astana Gede Kawali

Sebagi destinasi wisata budaya serta wisata asal usul, situs ini adalah daerah yg memikat buat disinggahi. pengunjung datang dari bermacam kawasan di Kabupaten Ciamis, serta banyak juga yg datang dari luar Kabupaten Ciamis.

selain itu, situs ini juga adalah obyek ilmu pengetahuan. Banyak tinggalan budaya masa lampau yg sudah diteliti oleh para ilmuwan seperti pakar arkeologi, pakar filologi sejarawan dsb.

Mereka datang buat meneliti mulai dari jenis batu-batuan, tulisan serta bahasanya, atau temuan-temuan lain yg sukses digali terutama oleh para pakar arkeologi.  Penelitian di Astana Gede mulai dilaksanakan di zaman Belanda, namun lebih menitikberatkan di prasasti.

Orang Eropa yg pertama kali tertarik di prasasti di Situs Kawali ini adalah Thomas Stamford Raffles (1811-1816), terbukti dia menyebut-nyebutnya dalam dalam bukunya History of Java. namun, prasasti itu baru dibaca dengan cara serius oleh Friederich di tahun 1855.

selanjutnya berturut-turut  K.F. Holle di tahun 1867 serta  J Noorduijn di tahun 1988. Dua orang filolog Indonesia yg juga membaca ulang prasasti ini adalah Saleh Danasasmita (1984) serta Atja (1990). Prasasti ke-enam ditemukan tahun 1995 oleh Juru Pelihara Astana Gede bernama Sopar.

Salah satu dari prasasti tersebut bertuliskan “Mahayuna Ayuna Kadatuan” yg dijadikan sebagai motto juang Kabupaten Ciamis.

Jadi, kapan mengunjungi ke Situs Astana Gede Kawali?

Menelusuri Jejak Galuh Kertabumi di Situs Gunung Susuru

Menelusuri Jejak Galuh Kertabumi di Situs Gunung Susuru

SItus Gunung Susuru Ciamis

Situs Gunung Susuru Ciamis (Foto: Rizky Pratama)

Wisata Indonesia – SITUS Gunung Susuru di Kampung Bunder di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis menyimpan asal usul yg sangat penting untuk Kabupaten Ciamis serta Kota Banjar.

Situs ini adalah patilasan dari kerajaan Galuh Kertabumi yg didirikan oleh Putri Tanduran Ageung, putri Raja Galuh Salawe yg bernama Sanghyang Cipta.  Beliau menikah dengan Rangga Permana, keponakan Prabu Geusan Ulun, penguasa Kerajaan Sumedang Larang (lebih lanjut mengenai Silsliah Prabu Sanghyang Cipta baca: Kisah Tragis Adipati Panaekan).

kawasan ini adalah sebagai hadiah pernikahan dari sang ayah. kerana terletak di pinggir sungai Cimuntur, Rangga Permana, setelah itu dikenal sebagai Prabu Di Muntur di saat dilantik sebagai raja di tahun 1585 M. Beliau memerintah Kertabumi sampai tahun 1602 M yg setelah itu digantikan oleh putranya bernama Sang Raja Cita.

Benteng Kuno

Situs Gunung Susuru dibatasi oleh Sungai Cileueur di sebelah Selatan, Cungai Cimuntur di sebelah Utara, Patimuan di sebelah Timur serta benteng kuno di sebelah Barat.  Patimuan adalah kawasan pertemuan dua sungai Cimuntur serta Cileueur.

Sedangkan benteng kuno, membentang melintasi desa dari sisi Cimuntur ke sisi Cileueur sepanjang kurang lebih 2 Km. Benteng kuno tersebut terbuat dari susunan batu setinggi 1 meter.

namun sayang, kondisinya kini tak utuh lagi.  masyarakat yg membangun pemukiman di alurnya memanfaatkan batu buat pembangunan rumah. Sebagian lagi dipergunakan pembuatan jalan aspal. namun di beberapa tempat, pondasi ataupun strukturnya masih dpt dilihat walau kurang jelas.

Kembang Susuru

Disebut Gunung Susuru kerana di bukit tersebut banyak tumbuh kembang Susuru, adalah Sesuai kaktus yg hanya dapat tumbuh di sana.   Konon, Susuru adalah tanaman yg menghiasi taman keraton Galuh Kertabumi atau dipergunakan juga tanaman/tanaman pagar keraton.

Sayang, saat ini tanaman/tanaman tersebut sudah punah.  di tahun 60-an, masyarakat menggarap bukit tersebut serta menggantikannya dengan jagung. namun, itu hanya bertahan 15 tahun. selepas itu, jagung tak lagi tumbuh subur, perlahan Gunung Susuru ditinggalkan oleh masyarakat dalam kondisi gersang.

Saat dilaksanakan pengolahan oleh masyarakat tersebut, banyak ditemukan benda kuno, bagus yg berbahan tulang, batu, lahan liat, keramik, manik-manik ataupun dari  besi.  namun kerana pemahaman masyarakat mengenai nilai asal usul belum tumbuh, benda-benda tersebut banyak yg hilang, atau dijadikan jimat koleksi pribadi. Hanya sebagian kecil aja yg diserahkan kepada pemerintah.

Sisa-sisa temuan yg kini tersimpan diantaranya,  fosil tulang serta gigi manusia, kapak batu, dua buah batu slinder, lumpang batu, batu korsi, menhir serta dolmen, batu peluru, piring serta poci keramik serta  3 buah keris dengan luk berbeda.

Lebih Tua dari Karangkamulyan?

Meski dikenal sebagai petilasan Kerajaan Kertabumi yg berdiri di abad XVI, namun berdasarkan peninggalan yg terdapat, Situs Gunung Susuru sebetulnya lebih tua dari itu.  Bahkan diperkirakan lebih tua dari situs Karangkamulyan, atau minimalnya sejaman, adalah dari abad ke 7.

Dari hasil penelitian pakar dari Balai Arkeologi Bandung serta Pusat Penelitian serta Pengembangan Geologi Bandung, ditemukan tulang belulang binatang, gigi manusia yg mendekati fosil (sub fosil), serta pecahan gerabah di dalam gua.

Di areal situs yg luasnya 7 ha tersebut diperkirakan masih banyak terdapat peninggalan arkeologis yg belum diteliti. misalnya, batu tingkat yg ukurannya sangat besar, serta batu bergaris yg guratnya lebih dari seratus baris.

Punden Berundak

yg memikat, ternyata dengan cara Keseluruh Gunung Susuru adalah suatu punden berundak yg tersusun dari 17 tingkatan teras. Ini dibuktikan oleh tim peneliti yg menghitung tingkat atau teras berbalai batu dari kaki Gunung Susuru, bagus dari sisi Sungai Cileueur ataupun Sungai Cimuntur.

Diperkirakan Gunung Susuru adalah bekas suatu pusat ritual pemujaan jaman dulu.  Hal ini diperkuat dengan ditemukannya menhir serta dolmen.

terdapat 4 punden berundak yg susunannya masih utuh yg di sebut Batu Patapaan.  Bahkan dolmen yg terdapat di Patapaan 4 diduga adalah sarkofagus (peti kubur batu) kerana saat dilaksanakan penggalian di bawahnya terdapat batu penyangga.

Bukti-bukti tersebut memperkuat dugaan Gunung Susuru adalah peninggalan dari kebudayaan megalit  (kebudayaan besar). Sedangkan temuan berupa kampak batu, manik-manik, pecahan tembikar, adalah ciri zaman Batu Muda (Neolitikum) yg diperkirakan berkembang 1.500 tahun sebelum Masehi.

Situs Gunung Susuru dari Atas

Situs Gunung Susuru dari Atas

tak Cukup Sehari

buat dpt mengunjungi seluruh objek asal usul di Gunung Susuru tak cukup satu hari. makam Prabu Di Muntur aja lokasinya berjarak sekitar 2 km dari Gunung Susuru. Demikian pula bila ingin melihat Sumur Batu, wajib melintasi Sungai  Cimuntur kerana letaknya di sebrang Gunung Susuru.

Sedangkan Sumur Taman yg khasiat airnya diyakini buat perjodohan terletak di perkebunan penduduk yg berbatasan dengan jurang Cimuntur. Belum lagi Curug Kamuning yg letaknya di tebing Cileueur serta bersebrangan dengan ujung Gunung Susuru.

Lokasi lainnya yg penting adalah bekas pemukiman penduduk serta pasar kuno di dekat makam Nyi Tanduran Sari (selir Prabu Di Muntur). Di tempat ini paling banyak ditemukan arang, keramik serta gerabah.

Tradisi Merlawu

masyarakat Kertabumi ternyata memiliki tradisi budaya yg bernama Merlawu. Ritual acaranya terdiri dari ngarekes, medar sajarah, serta susuguh.

Waktu penyelenggaraannya setiap bulan Rewah,  Hari Senin atau di Hari Kamis terakhir di bulan itu dengan dipimpin oleh Aki Kuncen.  Kegiatan  tersebut adalah bentuk syukuran hasil panen masyarakat Kertabumi serta sekitarnya.

Konon tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1535, sekaligus sebagai warisan dari perilaku budaya masyarakat di Kerajaan Galuh Kertabumi yg masih tetap dipelihara sampai saat ini.

Referensi:

Tapak Karuhun Galuh Kertabumi di Gunung Susuru (1-3) oleh Pandu Radea