Misteri Situs makam Singaperbangsa di Kota Banjar

Misteri Situs makam Singaperbangsa di Kota Banjar

Misteri Situs makam Singaperbangsa di Kota Banjar

makam Singaperbangsa di Kota Banjar

makam Singaperbangsa di Kota Banjar

Wisata Indonesia – DI pinggir jalan Siliwangi Kota Banjar Jawa Barat, di suatu bukit bernama Gunung Babakan yg masuk daerah hutan Perum Perhutani, terdapat suatu situs makam kuno. Situs tersebut konon adalah makam Kangjeng Dalem Singaperbangsa.

Padahal, kamu tahu Singaperbangsa identik dengan kota Karawang, kerana beliau adalah Bupati Karawang yg pertama.  Universitas serta stadion di kota penghasil beras itu menggunakan namanya. Makamnya pun terletak di Desa Manggung Jaya Kacamatan Cilamaya, sekitar 40 km dari pusat kota Karawang

Lalu, siapakah Singaperbangsa yg dimakamkan di situs ini? Apa hubungannya dengan Singaperbangsa pendiri kota Karawang?

Suasana Pasca Runtuhnya Kawali

Sebelum menjawab pertanyaan itu, kamu kembali ke akhir abad XVI M, adalah selepas runtuhnya kerajaan Hindu Sunda-Galuh serta awal penyebaran Islam di tatar Priangan.

Pasca runtuhnya Kawali sebagai ibukota Kerajaan Galuh oleh Agresi Cirebon yg dibantu Demak di 1570 M, muncul pusat-pusat kekuasaan baru yg masih mempertahankan corak Hindu.  Salah satunya, di Salawe dengan raja bernama Prabu Maharaja Sanghiyang Cipta di Galuh.  Baca: Kisah Tragis Adipati Panaekan.

Sang prabu memiliki 3 anak, adalah, yg pertama seorang Putri bernama Tanduran Ageung atau Tanduran Gagang.  yg kedua, putra bernama Cipta Permana serta yg ketiga Sanghyang Permana.

selepas dewasa, Tanduran Ageung dinikahkan dengan Rangga Permana, seorang menak dari Sumedanglarang.  Beliau adalah keponakan dari Prabu Geusan Ulun.  Artinya, di masa ini sudah dilaksanakan Islamisasi di kerajaan.

Berdirinya Kerajaan Kertabumi

Sebagai hadiah atas pernikahan tersebut, sang prabu membagikan suatu kawasan di pinggir sungai Cimuntur di kawasan Kertabumi.  Di sini mereka membangun suatu kerajaan kecil bernama Kertabumi.  Rangga Permana setelah itu bergelar Prabu Di Muntur.  Baca: Melihat Jejak Leluhur Galuh Kertabumi di Situs Gunung Susuru.

Nama Prabu Di Muntur kini diabadikan menjadi nama suatu jalan kecil di kota Bandung.  Ini dia petanya:

Pasca wafatnya Sanghyang Cipta, kawasan kerajaannya dibagi menjadi 3, adalah Gara Tengah yg dirajai oleh putra keduanya Cipta Permana, Kertabumi oleh  Rangga Permana serta Kawasen oleh Sanghyang Permana.

Prabu Di Muntur memerintah Kertabumi dari 1585 M sampai tahun 1602 M.  selepas itu ia digantikan oleh anaknya, bernama Sang Raja Cita yg bergelar Adipati Kertabumi II (1602 – 1608 M). Rupanya di saat ini, kawasan tatar priangan sudah sepenuhnya terletak di kekuasaan Mataram.

Sang Raja Cita diketahui memiliki 2 anak.  yg pertama bernama Natabumi yg setelah itu dinikahkan dengan Adipati Panaekan serta yg kedua bernama Singaperbangsa (terdapat yg menyebut Wiraperbangsa).  Raja Cita wafat di tahun 1608 serta dimakamkan di Kampung Bunder, Desa Bojongmengger.

Singaperbangsa setelah itu naik tahta bergelar Adipati Kertabumi III.

Perselisihan dengan Adipati Panaekan

di tahun 1625, Sultan Agung mulai bersiap buat menyerang Batavia.  maka dari itu ia meminta partisipasi dari para bupati tatar Sunda.Hal ini ternyata menjadi sumber  perselisihan hebat antara Singaperbangsa  serta Panaekan yg ditunjuk sebagai wadana Bupati oleh Sultan Agung. Singaperbangsa menentang Panaekan yg ingin secepatnya menyerang Batavia.

Konstelasi politik semakin panas, oleh kerana itu berpuncak di terbunuhnya Panaekan di 1625 M. kerana peristiwa itu, Singaperbangsa setelah itu memindahkan pusat pemerintahan Kertabumi ke Bojonglopang, yg sekarang menjadi kota Banjar.

Agresi pasukan Mataram (yg didalamnya juga termasuk pasukan dari tatar Sunda) ke Batavia jadi dilaksanakan di taun 1628 serta 1629, yg dua-duanya menemui kegagalan.

Ditugaskan ke Karawang

Nama Singaperbangsa kembali muncul di tahun 1632. Sebagai persiapan penyerangan selanjutnya, Sultan Agung menugaskan Singaperbangsa serta 1.000 orang cacah buat mengamankan kawasan Karawang dari masalah tentara Banten sekaligus menyiapkan logistik.Tugas tersebut dilaksanakan dengan bagus oleh Singaperbangsa oleh kerana itu di 1633 ia dipanggil ke Mataram buat memperoleh penghargaan berupa keris bernama “karosinjang.”

Wafat

Dalam perjalanan pulang dari Mataram tersebut, Singaperbangsa mampir ke Galuh. Mungkin ia rindu di lahan kelahiran serta saudara-saudaranya di Kertabumi.

namun Singaperbangsa tak pernah kembali lagi ke Karawang. Di Kertabumi ia jatuh sakit serta tak lama setelah itu wafat serta dimakamkan di Gunung Babakan, yg sekarang masuk ke dalam kawasan Kota Banjar Jawa Barat.

Kekuasaan di Karawang diteruskan oleh putranya yg juga bernama Singaperbangsa, dengan gelar Adipati Kertabumi IV. Dialah yg setelah itu dianggap sebagai Bupati Karawang pertama dalam asal usul resmi.  Baca juga: Misteri Rawa Onom serta Pulo Majeti.




Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top