Situs Karangkamulyan – Tempat Legenda Ciungwanara

Situs Karangkamulyan – Tempat Legenda Ciungwanara

Situs Karangkamulyan – Tempat Legenda Ciungwanara

Obyek Wisata Karang Kamulyan Ciamis

Obyek Wisata Karang Kamulyan Ciamis

Wisata Indonesia – SITUS Karangkamulyan diyakini sebagai peninggalan kerajaan Galuh di zaman Ciung Wanara atau Sang Manarah. Kisah Ciungwanara sendiri adalah cerita epos kepahlawanan seorang anak raja yg dibuang serta berjuang buat memperoleh kembali haknya yg berlatar belakang Kerajaan Galuh.

Lokasi Situs Karangkamulyan

Karangkamulyan adalah situs dari masa Hindu-Buddha yg terletak di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, sekitar  16 Km dari Kota Ciamis ke tujuan timur.  Tepatnya terletak di koordinat 7°20,84’S 108°29,376’E.

Komplek situs berupa hutan dengan luas 25,5 hektar, tepat terletak di pinggir jalan raya yg menghubungkan Ciamis – Banjar. Batas situs di sebelah utara adalah jalan raya, sebelah timur Sungai Cimuntur, sebelah selatan Sungai Citanduy, serta sebelah barat rest area.

Keistimewaan Situs Karangkamulyan

Situs Karangkamulyan adalah obyek wisata asal usul yg sudah tertata rapi. Gerbang masuk utama terdapat di bagian barat. di bagian ini tersedia lahan parkir yg cukup luas dilengkapi sarana warung Camilan yg berderet rapi di bagian timur halaman parkir.

Di sebelah selatan halaman parkir masih terdapat halaman cukup luas yg di bagian barat berdiri sarana masjid yg cukup megah.

buat memasuki komplek Karangkamulyan kalian akan melalui pintu masuk yg terdapat di sisi timur halaman belakang tempat parkir. Dengan melewati jalan lahan yg terpelihara Higienis beberapa situs dengan mudah serta nyaman dpt dijangkau.

Sejuknya udara serta keheningan yg mistis akan menyambut kalian begitu masuk situs.

terdapat beberapa objek yg dapat ditemukan di situs ini, adalah:

Batu Pangcalikan  

Obyek ini yg pertama kali yg dijumpai dari pintu masuk situs ke tujuan timur. Situs ini berupa lahan yg sudah diberi pagar besi, terdiri tiga halaman. Masing-masing dibatasi susunan batu dengan ketinggian sekitar 1 m lebar 0,35 m.

Situs Batu Pangcalikan

Situs Batu Pangcalikan

Halaman pertama terletak di sebelah selatan. Halaman kedua terdapat di sebelah utara halaman pertama. selanjutnya halaman ketiga terdapat di sebelah utara halaman kedua.  di halaman ketiga ini terdapat bangunan cungkup tanpa dinding namun diselubungi vitrage putih.

Tinggalan yg terdapat berupa batu putih tufaan berukuran 92 x 92 cm dengan tinggi Keseluruh 48 cm. Batu ini oleh penduduk disebut pangcalikan. Di sebelah selatan batu ini berderet tiga buah batu datar dari bahan andesitik.

Di sebelah barat daya batu pangcalikan terdapat sekumpulan batu satu diantaranya berbentuk bulat panjang.

Leuwi Sipatahunan, Sanghyang Bedil serta Panyabungan Hayam 

selanjutnya, melalui jalan lahan ke tujuan timur kalian akan menemukan simpang empat. Ke tujuan utara akan membawa kamu menuju Leuwi Sipatahunan, sedang ke tujuan selatan menuju Situs Sanghyang Bedil serta Panyabungan Hayam.

Leuwi Sipatahunan adalah salah satu bagian tepian Citanduy yg landai. Di sini tak terdapat objek arkeologi. Konon di sinilah Aki Balangantrang menemukan bayi Ciungwanara pertama kali.

Situs Sanghyang Bedil berupa bangunan susunan batu berbentuk segi empat. di sisi selatan terdapat celah tembok sebagai jalan masuk. Di tengah lahan terdapat 2 batu panjang dalam kondisi patah.

suatu batu dalam posisi tegak serta yg satunya lagi roboh. Batu yg roboh ini disebut Sanghyang Bedil kerana bentuknya serupa senapan (bedil). Konon, tempat ini dulunya adalah tempat penyimpanan senjata.

Sanghyang Bedil

Sanghyang Bedil

Di sebelah selatan Situs Sanghyang Bedil terdapat lahan yg disebut Panyabungan Hayam. Halaman ini berbentuk melingkar yg di tengahnya terdapat pohon bungur.

di sisi utara terdapat tatanan batu. Tempat ini, sebagaimana namanya, adalah tempat berlangsungnya penyabungan ayam antara Ciungwanara serta Raja, sebelum akhirnya dilaksanakan kudeta.

Lambang Peribadatan 

Menyusuri jalan lahan ke tujuan utara setelah itu berbelok ke timur akan dijumpai batu Lambang Peribadatan. Batu ini terletak di halaman yg dibatasi susunan batu berbentuk bujur sangkar. Jalan masuknya terletak di sisi timur.

Lambang Peribadatan

Lambang Peribadatan

Di tengah halaman terdapat batu berdiri berbentuk segi empat panjang, dikelilingi susunan batu bulat. Batu berdiri tersebut dahulu (tahun 1960-an) ditemukan di sebelah utara lokasi sekarang di jarak sekitar 10 m.Dengan bermacam pertimbangan setelah itu didirikan di lokasi sekarang serta dibuatkan pagar dari susunan batu sebagaimana objek yg lain.

Cikahuripan 

Menyusuri jalan lahan ke tujuan timur akan sampai di Cikahuripan. Cikahuripan adalah pertemuan dua sungai kecil yg bernama Citeguh serta Cirahayu.

kondisi Cikahuripan yg terdapat sekarang adalah tempat mandi buat keperluan Eksklusif. Bangunan yg terdapat adalah bangunan baru dengan dilengkapi bermacam sarana misalnya tempat sholat.

Batu Panyandaan serta makam Sri Bhagawat Pohaci  

Ke tujuan timur dari Cikahuripan terdapat susunan batu berbentuk persegi yg menyerupai tembok batu. di sisi timur terdapat celah sebagai jalan masuk. Di tengah struktur batu keliling terdapat batu berdiri serta batu datar berbentuk segitiga yg dikelilingi susunan batu kecil. Situs ini disebut Panyandaan.

Di depan Situs Panyandaan terdapat tiga buah batu berdiri yg salah satunya dalam posisi condong. Di sekitar batu berdiri ini terdapat sebaran batu-batu bulat. Objek ini diyakini sebagai makam Sri Bhagawat Pohaci.

Pamangkonan  

Situs Pamangkonan terletak jauh di sebelah selatan Situs Panyandaan atau di sebelah timur Situs Pangcalikan. Objek berupa susunan batu berbentuk persegi. di sisi timur terdapat celah sebagai jalan masuk.Di tengah objek terdapat susunan batu-batu bulat mengitari salah satu batu. Batu ini juga disebut Sanghyang Indit-inditan, dahulu ditemukan di Sungai Citanduy.

makam Adipati Panaekan 

Dari Pamangkonan ke tujuan tenggara terdapat makam Adipati Panaekan. Objek yg terdapat berupa tatanan batu bersusun melingkar. Di tengah susunan batu tersebut terdapat makam. Adipati Panaekan adalah tokoh yg menurunkan bupati pertama Ciamis. mengenai kisah Adipati Panaekan baca: Kisah Tragis Adipati Panaekan.

Fetur Parit serta Benteng

selain beberapa objek sebagaimana disebutkan terdahulu, di komplek Karangkamulyan terdapat fetur parit. Parit ini dijumpai di sebelah barat halaman parkir serta di sekeliling situs inti. Jejak parit kuna di sebelah barat halaman parkir tepatnya terletak di batas situs sekarang dengan daerah rest area.

Parit tersebut membujur utara-selatan menghubungkan antara Sungai Citanduy dengan Sungai Cimuntur. kondisi parit di sebelah selatan jalan raya sudah tak begitu tampak. Sedangkan di sebelah utara jalan raya masih jelas keadaannya. Lebar parit yg terdapat sekitar 10 m dengan kedalaman sekitar 2 m.

Situs Karangkamulyan, dikelilingi oleh parit kuna yg memiliki lebar bervariasi 0,5-1,5 meter, sebagian tertutup oleh semak. di sisi luar parit di sebelah terdapat gundukan lahan membentuk benteng membujur utara-selatan, dengan tinggi sekitar 2 m dengan lebar bervariasi antara 3 sampai 4 m.

Dilihat dari jejak-jejak yg terdapat, benteng ini juga berlanjut sampai tepi Sungai Cimuntur. Berdasarkan temuan keramik asing menunjukkan berasal dari sekitar abad ke-10-17 M. (Baca juga: Situs Pangcalikan Gunung Padang)

Di situs ini juga dibangun Gong Perdamaian Dunia sebagai lambang persaudaraan perdamaian serta gong ini adalah gong perdamaian terbesar di dunia.

Hmm… tertarik mengunjungi ke Karangkamulyan?




Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top