Menikmati Pesona Air Terjun Watu Jadah Wonogiri
SUASANA sepi menemani perjalanan memasuki kawasan wisata ini. Alamnya masih perawan dilingkupi hijau pepohonan pinus yg masuk dalam pengelolaan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta. Udara yg sejuk serta segar akan memanjakan siapapun yg mengunjungi kawasan ini.
Belum menjamur Diketahui
Memang belum menjamur orang tahu keberadaan kawasan wisata tersebut. Air terjun yg terletak di ketinggian 650 meter di atas permukaan laut didukung dengan empat objek wisata lain yg saling berdekatan membuat kamu tak merasa rugi menempuh perjalanan jauh.
Suara gemericik air yg terdengar sayup-sayup dari kejauhan seperti air yg jatuh menimpa gamelan. Menurut Camat Jatipurno, Agus Sarwanto, Genre air terjun tersebut terdengar dari kejauhan seperti bunyi tabuh gamelan serta masyarakat sekitar menyebut gamelan gaib.
buat dapat menikmati air terjun di sana nggak mudah. Sebab selain jaraknya cukup jauh dari Kota Kabupaten Wonogiri, yg diperkirakan wajib menempuh jarak sejauh 60 km ke tujuan Timur dari Wonogiri Kota, juga belum terdapat jalan jalan kendaraan bermotor (Kbm) menuju ke lokasi itu. Kbm hanya dapat ditempuh sampai di Dusun Grenjeng. berikutnya wajib menempuh jalan kaki sepanjang 260 meter.
Jalan setapak yg baru dibuka sudah dapat dilalui oleh para pengunjung air terjun ini. Praktis kerana faktor sarana transportasi serta publikasi yg minim, maka dua lokasi wisata air terjun itu nggak populer. Jangankan masyarakat tetangga, penduduk setempat aja, menjamur yg nggak mengetahui, kecuali memperoleh cerita dari orang yg pernah ke tempat tersebut.
Kesegaran Alami Watu Jadah
namun nggak rugi untuk peminat wisata alam kalau ke tempat ini dengan berjalan kaki. Pasalnya pemandangan sepanjang jalan menuju ke lokasi air terjun menyuguhkan kesegaran alami. Antara lain pemandangan pepohonan yg rindang serta hijau, susana yg sejuk, Flora pepohonan pinus, cengkeh, durian, kelapa, kakau serta Flora padi sawah serta Flora lainnya. Alunan suara burung serta belalang jengkerik saling bersautan berebut dengan irama air sungai buat mencuri perhatian kesunyian.
Sepanjang perjalanan, tampak masyarakat setempat padat bertani serta merumput, itu artinya menunjukan kawasan setempat cukup menjamur ditempati penduduk. Susana perjalanan melalui anak sungai Watu Jadah adalah pijatan kerikil kecil sepanjang sungai dangkal, sejuk serta jernih.
Sebelum menemukan Watu Jadah, pengunjung akan menemui air terjun pertama, yakni air terjun Binangun yg memiliki ketinggian sekitar 10 – 25 meter. Di atasnya terdapat tiga kubangan air yg dangkal. Di tempat ini pengunjung dapat berendam sembari merasakan tekanan Genre air. Bebatuan besarbesar menjadi pemandangan disertai rerimbunan pepohonan.
Sesuai Keinginan
buat mencapai air terjun Watu Jadah, pengunjung wajib berjalan kembali selama 20 menit. Watu Jadah terlihat seperti air terjun lain di umumnya. namun kalau diperhatikan, Watu Jadah memiliki keunikan tersendiri, yakni adanya lempengan bebatuan bertumpuk dengan garis miring 65-0 derajat yg identik dengan bentuk “jadah” atau kue berbahan ketan.
Keunikan lainnya, Genre air terjun ini dapat disesuaikan dengan keinginan. pengunjung dapat mengatur air terjun sendiri sesuai selera. Caranya sederhana, yakni dengan membendung sungai di atasnya. Permainan sederhana nan mengasyikkan ini biasa dilakukan masyarakat setempat yg mengunjungi dengan memainkan bendungan di atasnya.
Empat Obyek Wisata Lain
Air terjun Watu Jadah terletak di ketinggian 650 meter di atas permukaan laut didukung dengan empat objek wisata lain yg saling berdekatan. Watu Jadah memang cukup unik, Genre air yg jatuh dari ketinggian 40 meter tersebut memiliki tiga Genre yg cukup jernih, serta dapat langsung diminum.
Nama air terjun Watu Jadah berasal dari formasi bebatuan di sekitar air terjun yg berupa lempengan batu berbentuk kotak serta saling bertumpuk seperti jadah atau Camilan yg terbuat dari ketan. Air Terjun Watu Jadah terletak di lereng Pegunungan Lawu Selatan.
Berdekatan dengan lokasi, juga terdapat air terjun Sendang Pelangi yg memiliki tinggi 20 meter, yg di dasarnya terlihat bebatuan berwarna-warni diantara riak air terjun yg jernih. selain itu, juga terdapat Batu Lokananta atau batu besar menyerupai tempat duduk serta meja peninggalan raja masa lampau, serta Batu Sila Candra Kirana seperti bebatuan kecil di dinding tebing yg tertata rapi, lalu Candi Singa Dalem adalah bebatuan yg tertata di dinding tebing menyerupai bentuk candi.
buah tangan Durian
Pesona wisata alam air terjun, dipadu dengan persawahan, pepohonan pinus dibalut dengan alunan suara binatang yg berebut dengan irama air sungai buat mencuri perhatian kesunyian. Di sepanjang perjalanan, juga terlihat harmoni alam dengan manusia, adalah masyarakat setempat yg padat bertani serta merumput.
untuk pengunjung yg beruntung, saat mengunjungi warisan rimba ini serta bertepatan dengan musim durian, maka durian pun dapat menjadi buah tangan buat dibawa pulang melengkapi jajanan khas Wonogiri lainnya seperti keripik sukun, singkong, serta talas.