Ronggeng Amen – Kesenian Khas penduduk Ciamis Selatan
RONGGENG Amen adalah kesenian yg berkembang di kawasan Ciamis Selatan serta Pangandaran. Kesenian yg biasanya digelar di acara hajatan ini cukup digemari penduduk dari bermacam kalangan. adalah perpaduan antara Ronggeng Gunung serta Tayub.
Kelanjutan Ronggeng Gunung
Menurut Artis Ciamis, Pandu Radea, Ronggeng Amen adalah kesenian yg terbentuk sebagai hasil simbiosis dari dua unsur seni ronggeng, adalah Ronggeng Gunung serta Tayub. Meskipun begitu, nggak diketahui dengan pasti siapa Artis yg pertama kali mengembangkan kesenian ini.
Sebagaimana diketahui, Ronggeng Gunung adalah kesenian yg cukup digemari penduduk kawasan Ciamis Selatan sampai tahun 60-an. namun selanjutnya, popularitasnya meredup.
Kini terdapat kesenian Sesuai yg cukup populer yg bernama Ronggeng Amen. namun, apabila Ronggeng Gunung lebih menonjol sisi ritualnya, Ronggeng Amen lebih bersifat hiburan.
Pandu menduga nama asli kesenian ini sebetulnya adalah Ronggeng Kaler, yg berkembang di beberapa kawasan perbatasan antara Pangandaran serta Ciamis.
Dua tokoh seni yg memperkenalkan Ronggeng Kaler ke tataran lebih luas adalah Mamat Suryawijaya serta Nana Sumriana.
Dari Perkataan Ngamen
Perubahan nama dari Ronggeng Kaler menjadi Nama Ronggeng Amen diperkirakan terjadi di awal tahun 1990-an.
Istilah Amen konon berasal dari Perkataan ngamen. Hal tersebut dikarenakan rombongan kesenian ini selalu mentas dari panggung ke panggung, atau dalam istilah slank-nya “ngamen”.
Penggantian nama ini ternyata membawa hoki. Ronggeng Amen setelah itu muncul sebagai kesenian unggulan Kabupaten Ciamis saat itu.
Alat Musik Lebih Bervariasi
Hal yg membedakan Ronggeng Amen dengan Ronggeng Gunung adalah penggunaan alat musik yg lebih bervariasi.
apabila Ronggeng Gunung hanya menggunakan tiga jenis alat musik, adalah kendang indung, kening serta goong indung, Ronggeng Amen menggunakan alat musik yg lebih banyak serta bervariasi. Ia sudah menggunakan gamelan kliningan serta lagu-lagu rancagan.
Hal ini menyebabkan pertunjukan menjadi lebih meriah serta nggak monoton.
Pola Lingkaran
Ciri-ciri Ronggeng Gunung yg diadopsi Ronggeng Amen dpt dikenali dari pola lingkaran di komposisi penarinya. Ronggeng berperan sebagai titik pusat yg dikelilingi oleh penonton yg ikut menari membentuk lingkaran.
Semakin banyak yg menari, maka semakin banyak lapisan lingkarannya. oleh sebab itu tempat menari yg terletak di depan panggung biasanya dipilih areal yg luas agar dapat memuat penduduk yg ikut menari.
Rampak Kaki
selain pola lingkaran, ciri Ronggeng Gunung yg diadopsi adalah gerakan tari yg dilaksanakan mengutamakan rampak kaki. Sedangkan buat tangan bebas Dinamis.
Maka, meskipun lingkaran penari banyak sampai berlapis-lapis serta Dinamis memutar melingkar, namun sebab rampak kaki yg dilaksanakan seluruh yg penari, tarian menjadi tertib serta teratur.
Mungkin untuk mereka yg pertama kali ikut menari akan sedikit menemui kesulitan. namun selepas berlatih 15 – 20 menit akan terbiasa sebab polanya cukup sederhana.
Sinden di Panggung
Ciri lainnya adalah beberapa lelaguan khas dinyanyikan oleh sinden yg terletak di atas panggung.
namun berbeda dalam ronggeng Gunung, dimana sang sinden atau ronggeng yg bernyanyi sekaligus juga sesekali menari di tengah lingkaran, di Ronggeng Amen penyanyi nggak merangkap sebagai penari.
Penari di Ronggeng Amen adalah beberapa penari wanita yg jumlahnya dapat mencapai 5-8 orang. Mereka terletak di titik sentral lingkaran.
Ini, menurut Pandu Radea, adalah ciri khas dari tayub, yg juga diberi tanda dengan adanya tari badaya, tari berpasangan serta nyoderan.
Ronggeng Amen juga diperkaya dengan unsur karawitan di warna gending wayangnya.
digemari Segala Kalangan
Saat ini animo penduduk Ciamis selatan terhadap kesenian Ronggeng Amen ternyata cukup tinggi, bahkan dapat sejajarkan dengan respon terhadap jenis kesenian modern seperti pongdut atau electone.
Kesenian ini nggak aja digemari oleh orang dewasa, namun juga oleh kalangan remaja serta anak-anak. di gelaran Ronggeng Amen, penduduk tanpa batasan dengan antusias ikut menari sampai membentuk lingkaran berlapis-lapis.
Tentu aja menyenangkan. Setidaknya membuktikan bahwa seni tradisi apabila dimodifikasi dapat aja bermetamorfosis menjadi pertunjukan yg terus diminati penduduk, melewati segala zaman.
Berikut video pertunjukan Ronggeng Amen:
Referensi:
1. Ronggeng Amen, Kisah selanjutnya dari Ronggeng Gunung
2. Ronggeng Amen, Seni Khas Galuh Pakidulan